Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Finish Goods, Contoh Dan Cara Mengontrol Finished Goods Di Gudang

Daftar Isi

Pengertian Finish Goods, Contoh Dan Cara Mengontrol Finished Goods Di Gudang
image via freepick

Pengertian Finish Goods

Pengertian finished goods atau disebut juga barang jadi adalah barang hasil produksi yang telah dilengkapi dengan segala aksesories yang dibutuhkan pada proses pembuatannya, atau barang yang telah dibeli dalam bentuk yang lengkap, namun belum dijual kepada customer atau pelanggan. 

Barang yang telah dibeli dalam bentuk lengkap ini kemudian disebut sebagai barang dagangan.

Biaya persediaan barang jadi (finished good s) dianggap sebagai aset jangka pendek perusahaan, karena harapannya adalah bahwa barang tersebut akan segera dijual dalam waktu kurang dari satu tahun. 

Jumlah total inventaris barang jadi yang ada dalam stok persediaan pada akhir periode pelaporan biasanya dikumpulkan dengan biaya bahan baku dan pekerjaan dalam proses (WIP), dan dilaporkan dalam satu item baris "inventaris " di dalam neraca perusahaan.

Jika demikian, lalu apa itu sebenarnya finished goods?

Coba Anda pikirkan kembali ketika terakhir kali Anda pergi ke toko atau pergi berbelanja supermarket. Apa yang Anda lihat di rak toko tersebut? 

Atau katakanlah Anda pergi ke toko kelontong, kemudian Anda melihat semua jenis buah-buahan dan sayuran, daging, dan banyak sekali aneka makanan olahan yang tersusun rapih di atas rak. 

Atau jika Anda pergi ke sebuah supermarket misalnya, kemudian Anda melihat banyak pakaian, sepatu, barang - barang mainan, elektronik, dan banyak barang lagi lainnya. 

Apakah kesamaan dari semua hal tersebut? Barang - barang tersebut itulah yang disebut sebagai barang jadi. Ini adalah barang atau produk yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut dan telah siap untuk dijual. 

Artinya, barang - barang yang Anda lihat ketika Anda pergi berbelanja di toko atau supermarket tadi itulah yang disebut barang jadi. 

Anda tahu bahwa ketika Anda membeli barang tersebut, maka itu barang tersebut adalah barang yang siap untuk digunakan. 

Hal ini karena pembuat produk telah selesai mengerjakan barang tersebut. Tidak ada lagi proses yang perlu untuk diselesaikan atau perubahan yang perlu dilakukan untuk produk tersebut.

Kesimpulannya adalah apa pun jenis barang yang siap untuk dijual maka itu dinamakan finished goods.

Alasan teknis untuk ketentuan ini adalah untuk tujuan akuntansi. Dengan membedakan antara barang jadi yang belum terjual dan barang yang telah terjual, maka perusahaan dapat menentukan berapa banyak persediaan yang mereka miliki dibandingkan dengan berapa banyak keuntungan yang mereka hasilkan dari menjual produk tersebut.

Berikut ini adalah contoh barang jadi (Finished Goods) :
  • Untuk Industri pembuatan sepatu, maka yang disebut barang Jadi (Finished Goods) adalah sepatu yang siap dijual.
  • Untuk industri pembuatan sepeda motor, maka yang disebut barang Jadi (Finished Goods) adalah sepeda motor yang siap untuk dijual.
  • Untuk industri pembuatan mobil, maka yang disebut barang jadi (Finished Goods) adalah mobil yang siap untuk dijual.
  • Untuk industri pembuatan semen , maka yang disebut barang jadi (Finished Goods) adalah semen siap untuk dijual.
  • Untuk industri pembuatan komputer, maka yang disebut barang jadi (Finished Goods) adalah komputer siap untuk dijual

Bagaimanakah Cara Melakukan Kontrol Stok Terhadap Barang - Barang Finished Goods?

Sebuah proses yang panjang harus dilalui oleh perusahaan dalam melakukan inventory management. Terlebih lagi jika didalam gudang perusahaan terdapat berbagai macam dan jenis produk dengan cara perawatan yang berbeda - beda. Maka semua tergantung dari aktivitas bisnis perusahaan sendiri.
Secara prinsip inventory management dibagi  dalam 4 tahapan, yaitu raw material (RM), work in process (WIP), finished goods (FG) dan Maintenance Repair Operations (MRO) produk.
Dan berikut ini adalah penjelasan lengkapnya, yaitu:

1. Raw Material (Bahan Baku)

Raw material disebut juga sebagai bahan baku, yaitu bahan dasar yang dibeli oleh perusahaan dari supplier untuk membuat produk yang akan dijual kepada customer atau pelanggannya. 

Sebagai contoh misalnya adalah pembelian tepung terigu untuk sebuah restoran pizza ataupun bahan kain untuk pembuatan baju.

Peran dari raw material dalam sebuah perusahaan sangatlah penting. Karena tanpa adanya bahan baku ini, maka perusahaan tidak bisa membuat produk untuk memenuhi pesanan dari pelanggan. 

Akibatnya adalah, arus kas menjadi bermasalah karena tidak adanya profit atau income bagi perusahaan dalam jangka waktu tersebut.

2. Work In Process (WIP)

Tahapan kedua setelah raw materials (bahan baku) adalah work in process (WIP). WIP merupakan proses pembuatan bahan-bahan mentah (raw material) tadi,  menjadi produk jadi untuk kemudian dijual kepada pelanggan. 

Ini bukanlah proses terakhir, karena setelah ini masih dalam proses produksi yang masih memerlukan pemeriksaan final oleh bagian Quality Control.

Kita bisa analogikan misalnya sepasang sepatu yang telah selesai diproduksi, namun belum bisa langsung dijual kepada pelanggan karena terlebih dahulu harus di buatkan kotak karton untuk packingnya terlebih dahulu. 

Pada umumnya, stok WIP inilah yang justru seringkali menjadi beban tersembunyi bagi banyak perusahaan manufaktur. 

Walaupun memang tidak terasa, namun kenyataannya adalah dengan semakin banyaknya barang WIP yang terpending pada proses produksi, maka itu artinya semakin banyak pula stok barang yang tidak bisa dijual atau dikembalikan kepada supplier. 

Namun demikian, stok WIP harus tetap ada agar supaya kapasitas line produksi bisa tetap maksimal. 

Untuk mengatur masalah yang terkait dengan ini, Anda bisa membacanya pada artikel Just-in-Time (JIT) Inventory pada postingan yang lain.

3. Finished Goods (FG)

Ini adalah tahapan terakhir yang termasuk di dalam Warehouse Management System (WMS). 

Pada tahap ini, produk sudah selesai di produksi dan sudah di inspeksi oleh Quality Control dan bisa dijual kepada konsumen. 

Sebuah produk bisa dikatakan bagus apabila telah melewati quality control yang dilakukan dengan parameter pengecekan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan itu sendiri.

Misalnya untuk perusahaan sepatu, maka proses pengecekan terakhir yang biasanya dilakukan adalah dengan memeriksa secara detail mengenai warna dari sepatu dan kerapian penjahitannya.

4. Maintenance, Repair And Operations (MRO)

MRO adalah item yang digunakan dalam proses produksi, yang tidak terlihat secara langsung pada hasil akhir produk. MRO item dapat mencakup hal - hal seperti berikut ini:
  • Sarung tangan
  • Peralatan keselamatan
  • Komputer
  • Peralatan industri (katup, kompresor, pompa)
  • Barang habis pakai (pembersih, laboratorium, dan perlengkapan kantor)
  • Pasokan tanaman pemeliharaan (pelumas, Gasket, alat perbaikan)
Kebanyakan orang tidak begitu menghargai peran penting dari MRO item ini, padahal peranannya juga penting dalam menjaga rantai pasokan agar berjalan lancar dan produksi tidak terganggu. Kegagalan untuk mempertahankan MRO ini dapat melumpuhkan bisnis perusahaan.  

Metode Inventory Management Untuk Mengontrol Barang Jadi (Finished Goods)

Jika kita berbicara tentang gudang  finished goods maka akan selalu berkaitan dengan stok produk barang jadi. 

Setiap perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengelola gudang mereka tergantung pada jenis produk yang mereka akan jual kepada pelanggannya.

Di bawah ini adalah beberapa metode manajemen inventaris yang sering digunakan, antara lain:

1. FIFO (First In First Out)

Metode pertama disebut sebagai FIFO (First in First Out). Yang dimaksud dengan FIFO adalah mengeluarkan stok produk yang pertama kali dibeli ketika ada produk yang terjual. 

Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya produk yang expired date (kadaluarsa).

Jadi, pada intinya FIFO merupakan teknik yang sangat bagus untuk meningkatkan penjualan sebab pemilik bisnis diwajibkan untuk melakukan pengecekan stok dan mengurutkan produk mereka sesuai dengan tanggal masuknya agar efisiensi produk tetap terjaga dengan baik.

Misalnya adalah ketika bisnis Anda menjual kue. Sebagai sebuah produk yang cepat basi, maka kue yang matang pertama kalilah yang harus pertama kali juga diberikan kepada pembeli dan begitu seterusnya hingga semua kue tersebut laku terjual. 

Beberapa jenis bisnis yang cocok menggunakan metode FIFO, antara lain:
  • Produk yang mudah kadaluarsa (contohnya produk makanan, minuman, skin care dan sebagainya).
  • Fast moving consumer goods (FMGC)

2. LIFO (Last In First Out)

Berbanding terbalik dengan metode FIFO, maka metode LIFO merupakan sebuah metode dimana produk yang terakhir di beli dan masuk ke dalam stok akan dikeluarkan terlebih dahulu dan dijual kepada pelanggan. 

Namun, pengeluaran stok tersebut bisa dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu saja.

Bisnis pakaian (garmen) merupakan contoh terbaik dalam penggunaan metode LIFO ini. Pada umumnya, pemilik toko akan memajang produk yang sedang diminati oleh pelanggan (sedang tren). 

Itu artinya, baju yang terbaru dan masuk ke dalam gudang bisa terjual lebih dahulu tanpa harus melihat produk lainnya yang sudah ada di gudang dalam waktu yang lebih lama.

Pada intinya, metode LIFO merupakan metode yang tidak mementingkan kapan sebuah produk masuk ke dalam gudang. 

Selama itu bisa terjual kepada pelanggan, maka pemilik pasti akan langsung segera menjualnya demi mendapatkan keuntungan.

Penerimaan Barang (Goods Receipt)

Proses awal dari inventory management adalah kedatangan produk dari supplier. 

Biasanya akan ditandai dengan dibuatnya bukti penerimaan barang (goods receipt) sebagai laporan jika ada produk yang akan dimasukkan ke dalam stok gudang. 

Anda bisa membaca lebih lanjut tentang prosedur penerimaan barang di gudang dalam artikel yang lain di blog ini.

Stock Opname

Stock opname merupakan kegiatan penghitungan seluruh produk yang berada di dalam gudang. 

Kebenaran mutasi dan transaksi keluar masuknya produk yang dilakukan akan mempengaruhi catatan laporan stock opname tersebut.

Stok persediaan barang gudang biasanya di catat dalam kartu stok. Nantinya, orang gudang yang sedang mengambil ataupun menaruh produk harus mengisi kartu tersebut sesuai dengan aktual barang yang dia ambil atau dia masukkan agar semua produk bisa tercatat tanpa ada yang terlewatkan.

Stock opname didalam gudang adalah sebuah proses yang wajib dilakukan secara periodik di dalam gudang, karena stock opname merupakan salah satu cara yang di gunakan untuk monitor kesamaan data yang terdapat di dalam pembukuan dengan stok aktual yang terdapat didalam gudang. 

Sekarang ini, banyak perusahaan yang telah merubah sistemnya dengan menerapkan ERP, sehingga data yang di peroleh lebih valid dan selalu update. Selain itu juga lebih hemat karena perusahaan tidak perlu membeli alat - alat ATK dan kertas lagi.

Penjualan Produk


Pengertian Finish Goods, Contoh Dan Cara Mengontrol Finished Goods Di Gudang


Alur terpenting dari sebuah proses manajemen gudang adalah ketika melakukan penjualan produk kepada pelanggan. Dalam setiap pengiriman, Anda perlu membuatkan bon atau struk sebagai bukti pembelian produk dari pelanggan tersebut.

Bon atau struk sangat penting karena itu menjadi dokumen bukti pengurangan produk yang ada didalam gudang. 

Jika Anda menggunakan aplikasi akuntansi, biasanya stok dalam sebuah gudang akan secara otomatis berkurang ketika bon atau struk tersebut diberikan kepada pelanggan, baik itu secara langsung maupun dikirim secara online melalui email.

Surat Jalan

Setelah ada kesepakatan di antara kedua belah pihak, maka perusahaan wajib mengirimkan produknya kepada pelanggan. 

Dan sebagai tanda bukti jika produk pesanan tersebut telah dikirimkan, maka perlu di buatkan surat jalannya (Delivery Order) . 

Dokumen surat jalan ini bisa dibuat secara manual atau menggunakan sistem yang sudah ada di perusahaan.

Surat jalan (DO) merupakan salah satu dokumen yang wajib untuk dibawa apalagi untuk perusahaan manufaktur yang berskala nasional maupun internasional. 

Jika pengiriman barang tersebut tidak disertai dengan surat jalannya, maka pihak keamanan (dalam hal ini kepolisian atau dishub) berhak menggeledah atau bahkan menahan truk ataupun kapal pengangkut barang tersebut untuk diperiksa lebih lanjut.

Itulah uraian artikel tentang Pengertian Finished Goods, Contoh Dan Cara Mengontrol Finished Goods Di Gudang. Semoga artikel ini bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan Anda.

referensi:
https://www.paper.id/

Posting Komentar untuk "Pengertian Finish Goods, Contoh Dan Cara Mengontrol Finished Goods Di Gudang"