Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Instruksi Kerja Penanganan Barang Reject (NG) Di Gudang


Contoh Instruksi Kerja Penanganan Barang Reject (NG) Di Gudang
image via freepik

Barang (material/sparepart) reject terbagi menjadi dua kategori, yaitu:
  • Reject Incoming
  • Reject Produksi
Reject Incoming adalah reject yang diakibatkan oleh kesalahan dari suplier atau pemasok dan bukan disebabkan karena proses produksi di line assembly. Reject incoming seharusnya bisa di deteksi pada saat penerimaan barang di gudang yang dilakukan oleh bagian penerimaan barang dan quality incoming (QC Incoming). 

Perlu diketahui bahwasannya dalam metode pengecekan yang dilakukan oleh quality incoming tidak selalu menggunakan sistem atau metode 100% cek. Salah satu metode yang dipakai adalah metode AQL, dimana barang atau material tertentu di periksa secara random dengan cara sampling sesuai dengan aturan dalam AQL tersebut.

Disinilah kemungkinan terjadinya kelolosan barang reject tersebut dimana saat melakukan cek sampling qc tidak menemukan adanya reject pada barang tersebut sehingga barang tersebut di anggap ok. 

Namun, terkadang reject incoming ini sudah terdeteksi ketika pengecekan tersebut dan dibuatkan laporannya oleh QC. Kemudian laporan tersebut di kirimkan kepada suplier di sertai dengan bukti berupa gambar dan data - data penguat lainnya. 

Dan ketika suplier memberikan feedback agar barang tersebut di sortir (dengan biaya sortir dilakukan oleh mereka), dan kemudian melaporkan berapa jumlah keseluruhan material yang di nyatakan reject. Tindakan selanjutnya, mereka akan mengirimkan material penggantinya atau bisa juga di potong dari jumlah tagihan invoice mereka saat pembayaran (hal ini tergantung kesepakatan).

Sementara itu, reject produksi adalah reject yang terjadi karena dikaibatkan oleh proses produksi di line assembly. Reject ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab perusahaan karena tidak bisa di klaim kepada suplier atau pemasok. 

Jika jumlah persentase material reject produksi ini tinggi maka akan membuat kerugian badi perusahaan, dan semakin kecilnya persenatse reject produksi maka tidak akan mengakibatkan kerugian untuk perusahaan.

Barang (material /sparepart) reject tersebut kemudian dilaporkan oleh produksi ke gudang dengan menggunakan laporan penyerahan barang reject, untuk selanjutnya dilakukan penanganannya oleh gudang raw material.

Sebagai referensi untuk Anda, berikut ini adalah contoh instruksi kerja (IK) penanganan barang reject di gudang, sebagai berikut:

INSTRUKSI KERJA PENANGANAN BARANG REJECT DARI PEMASOK/PRODUKSI

1. TUJUAN

Menjelaskan penanganan produk reject dari pemasok atau produksi di gudang.

2. RUANG LINGKUP

Proses ini berlaku di Gudang PT. ABC

3. REFERENSI PROSEDUR

PM-ABC-WH-06 Prosedur Penanganan Produk Reject di Gudang.

4. ISI INSTUKSI

4.1. Terima Memo Reject Dari Quality Incoming (QC).

4.2. Cek fisik barang yang tertulis dalam Memo Reject Quality Incoming tersebut, apakah sesuai dengan yang di laporkan.

4.3. Jika sesuai teruskan ke langkah selanjutnya, jika tidak sesuai minta agar di revisi.

4.4 Pastikan Quality Incoming sudah mencatat Rekomendasi dalam Memo Reject Quality Incoming tersebut.

4.5.Jika Rekomendasi tersebut menuliskan "HARUS SORTIR 100%", maka :

a. Untuk Reject dengan kategori ketidak sesuaian secara visual, Gudang melakukan sortir 100%
terhadap sisa part yang sudah direject oleh Quality Incoming.

b. Untuk Reject dengan kategori ketidaksesuaian secara dimensi, gudang melakukan sortir 100% dan dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Quality Incoming.

4.4.2.Jika Rekomendasi tersebut menuliskan " Reject / scrap ", maka :

a. Setelah dilakukan sortir 100% hitung ulang kembali barang yang sudah dipastikan reject.

b. Pastikan bahwa barang yang di laporkan reject bukan set utuh tetapi sudah di bongkar.

c. Pisahkan barang reject tersebut berdasarkan bahannya apakah aluminium, besi plastik, dll.

d. Simpan barang reject tersebut pada area reject yang telah di tentukan.

e. Pastikan bahwa area penyimpanan barang reject tersebut tidak tercampur dengan produk barang yang ok.

Secara periodik ( maksimal 3 bln ) gudang melaporkan dan menyerahkan barang reject tersebut kepada divisi General Affair ( GA ), untuk selanjutnya di lakukan pemusnahan atau di jual.

5. LAMPIRAN

Memo Reject Quality Incoming 

Itulah contoh Instruksi Kerja (IK) penanganan material reject di gudang, semoga berguna dan bermanfaat. Silahkan membaca artikel menarik lainnya tentang gudang di blog saya www.mediascm.xyz.

Posting Komentar untuk "Contoh Instruksi Kerja Penanganan Barang Reject (NG) Di Gudang"