Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Wabah Coronavirus (CoVid-19) Terhadap Supply Chain, Logistik, Distribusi Dan Produksi


Pelabuhan Peti Kemas

Berkembangnya wabah virus Corona (CoVid-19) yang melanda dunia tiga bulan belakangan ini telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap sektor perekonomian, termasuk didalamnya sektor supply chain, logistik dan distribusi.

Selain sektor ekonomi dalam hal ini supply chain, beberapa sektor lain yang juga sangat merasakan dampak dari berkembangnya wabah virus corona ini antara lain :
Selain itu dampak dari wabah virus Corona juga merambah ke nilai - nilai keagamaan, karena adanya larangan dari pemerintah untuk melaksanakan ibadah shalat Jum'at sementara waktu bagi umat Muslim, atau larangan beribadah di Gereja pada hariu Minggu bagi umat Nasrani serta ibadah - ibadah umat agama yang lainnya.

Sektor Pendidikan

Dampak nyata yang bisa kita lihat adalah diliburkannya sekolah – sekolah dan lembaga pendidikan lainnya oleh pemerintah. Bahkan pemerintah telah memutuskan bahwa Ujian Nasional tahun 2020 di batalkan demi menjaga dan mencegah penularan virus corona ini.

Sektor Kesehatan

Dengan semakin masifnya perkembangan wabah virus corona ini maka timbul kekhawatiran yang luar biasa di masyarakat bahwa wabah ini akan terus berkembang dan menyebar serta sulit untuk di tanggulangi. 

Hal tersebut membuat kondisi psikologis masyarakat menjadi cemas dan bisa mengakibatkan fisik mereka menjadi lemah. Masyarakat memerlukan tambahan motivasi dan semangat dari otoritas pemerintah bahwa mereka harus percaya bahwa pemerintah bisa mengatasi wabah Coronavirus ini.

Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang sangat terpukul dari merebaknya wabah virus corona ini. Kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara menurun secara drastis karena di tutupnya tempat - tempat wisata untuk sementara waktu dan adanya ketakutan dari masyarakat untuk bepergian sementara waktu. 

Pemerintah juga telah menetapkan larangan mengadakan acara - acara perkumpulan dan hiburan yang menyebabkan berkumpulnya orang - orang dalam jumlah yang banyak. Tujuannya tentu saja untuk mencegah penularan virus Corona agar tidak menyebar luas dan menjadi tidak terkendali.

Kembali ke topik pembahasan utama kali ini, yakni Dampak Wabah Coronavirus (CoVid-19) Terhadap Supply Chain, Logistik, Distribusi Dan Produksi, dimana perusahaan tempat penulis bekerja merasakan dampak langsung dari musibah tersebut.

Dimulai dari sekitar bulan Desember tahun lalu, ketika pertama kalinya kasus Coronavirus di temukan di Wuhan, China. Selang beberapa waktu kemudian wabah tersebut menjadi berkembang dengan sangat masif dan tidak terkendali sehingga menyebabkan di terapkannya Lockdown di kota Wuhan dengan tujuan untuk mencegah Coronavirus tersebut menyebar ke tempat - tempat yang lain.

Akibat dari wabah Coronavirus tersebut, pemerintah China kemudian juga mengambil kebijakan untuk meliburkan semua kegiatan industri yang ada di sana. Karena adanya kebijakan tersebut maka berdampak secara langsung terhadap supply bahan baku yang berasal dari negara tersebut. 

Kebetulan, hampir 50 persen komponen bahan baku yang digunakan di perusahaan penulis berasal dari China, sehingga mengakibatkan kegiatan produksi menjadi kacau dan berantakan. Omset perusahaan menurun secara drastis selama periode tersebut. 

Pada bulan Januari, produksi masih bisa berjalan dengan normal karena adanya buffer stock material dan juga sebagaian pesanan komponen dari China telah di kirimkan dan sedang dalam perjalanan. 

Memasuki awal bulan Februari  keadaan ternyata belum membaik, dimana pemerintah China kemudian mengambil keputusan untuk memperpanjang masa libur bagi para pekerja disana. Maka pada awal februari hingga pertengahan februari sama sekali tidak ada pengiriman barang komponen dari pronciple di China.

Menyikapi keadaan tersebut, kemudian manajemen perusahaan mengambil kebijakan untuk memproduksi barang sesuai dengan komponen yang tersedia di gudang. Maka bagian PPIC dan supply chain menjadi bagian yang sangat di pusingkan dengan keadaan tersebut. 

PPIC harus memeras otak supaya bisa mengatur type barang mana saja yang penting dan di butuhkan oleh marketing berdasarkan spare part yang ada. Kekurangannya kemudian harus bekerjasama dengan bagian supply chain, purchasing dan gudang untuk mencari alternatif komponen di lokal market walaupun dengan resiko harga barangnya yang lebih mahal.

Kemudian memasuki periode kedua Februari, para pekerja di China sudah mulai masuk bekerja walaupun baru sebagian kecil. Untuk menutupi kekurangan komponen - komponenyang pentiing terpaksa minta di kirim lewat udara dengan biaya ekstra. 

Alhamdulillah, usaha dan kerja keras kami akhirnya membuahkan hasil dimana omset produksi dan penjualan bulan Februari bisa tercapai sesuai dengan yang ditetapkan oleh Manajemen.

Memasuki bulan Maret, ini adalah bulan yang betul - betul penuh perjuangan dan kerja ekstra. Ketika itu pengiriman komponen lewat kapal laut sudah mulai jalan di akhir Februari. Perlu waktu sekitar 13 hari terhitung mulai dari berangkat hingga proses clearence di pelabuhan dan material tiba di pabrik. Itupun dengan catatan, bahwa semua berjalan dengan normal tanpa adanya hambatan. 

Shipping Container

Namun kenyataan berkata lain, ternyata container yang membawa komponen terkena jalur merah di pelabuhan, sehingga harus diperiksa dengan lebih detail oleh petugas bea cukai dan tentu saja memerlukan waktu yang lebih lama lagi supaya komponen tersebut tiba di pabrik. 

Menghadapi kenyataan tersebut pada akhirnya Manajemen memutuskan untuk mengambil kebijakan meliburkan kegiatan produksi selam satu minggu yang tentu saja itu adalah kerugian yang luar biasa. 

Namun tidak ada jalan lain karena memang sudah tidak bisa di paksakan untuk tetap masuk bekerja tanpa ada aktivitas produksi yang bisa dilakukan.

Mengutip apa yang di publikasikan oleh https://finance.detik.com bahwa wabah Coronavirus  (CoVid-19) telah berdampak buruk pada kegiatan ekspor impor di pelabuhan, bahkan di pelabuhan arus peti kemas pun merosot tajam karena berkurangnya order. Salah satunya terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dimana selama dua bulan terakhir arus peti kemas turun sekitar  5,13%.

Selama periode bulan Januari - Februari, jumlah peti kemas yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 992 ribu TEUs. Sebagai perbandingan di waktu yang sama pada tahun sebelumnya bisa mencapai angka 1 juta TEUs.

Seperti dikatakan oleh Direktur Transformasi PT Pelindo II (IPC) Ogi Rulino bahwa Penurunan tersebut merupakan dampak dan akibat langsung dari merebaknya virus Corona, yang awal penyebarannya terjadi di Wuhan, China. 

Kondisi ini bisa dimengerti, karena sejak wabah Corona tersebut muncul dan berkembang di China pada Desember 2019, kegiatan produksi di sana langsung turun drastis”. Seperti diketahui China adalah negara yang berkontribusi paling besar terhadap jumlah arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.”

Setali tiga uang, Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti juga menyatakan bahwa wabah corona memang telah mempengaruhi kegiatan ekspor-impor antara Indonesia dan China. 

Selama periode tersebut baik kegiatan ekspor maupun impor dari China dan Indonesia  keduanya mengalami angka penurunan yang cukup besar.

Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)


Keluhan yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh operator Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dimana selama periode tersebut hingga sekarang ini mengalami penurunan yang signifikan.

Hingga sekarang, ketika saya menuliskan artikel ini Alhamdulillah container yang membawa komponen sudah tiba di pabrik dan di minggu terakhir bulan Maret ini akan menjadi minggu yang betul - betul membutuhkan kerja keras dari semua divisi di perusahaan.

Harapan kita adalah, mudah - mudahan wabah Coronavirus ini akan segera teratasi sehingga semua kegiatan ekonomi dan lain - lainnya bisa pulih dan berjalan normal kembali. Kita dukung segala upaya dan kebijakan dari pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi wabah Coronavirus ini.

Posting Komentar untuk "Dampak Wabah Coronavirus (CoVid-19) Terhadap Supply Chain, Logistik, Distribusi Dan Produksi"