Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Biaya Rerata Produk-Pengertian Dan Manfaatnya

Daftar Isi

Metode Biaya Rerata Produk-Pengertian Dan Manfaatnya

Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai Metode Biaya Rerata Produk-Pengertian Dan Manfaatnya, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu sekilas tentang pengertian dari laporan keuangan perusahaan, dimana salah satu metode pelaporan yang digunakan adalah metode biaya rerata ini.

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang menunjukkan kondisi finansial di suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi mengenai kondisi finansial tersebut nantinya bisa digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan seperti pihak manajemen, pemberi pinjaman (kreditur), investor, hingga pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan tersebut dan menentukan langkah apa yang akan diambil kemudian.

Apakah yang dimaksud dengan metode biaya rerata?

Metode biaya rerata adalah sebuah metode yang menetapkan biaya untuk setiap item inventaris berdasarkan biaya total barang yang dibeli atau diproduksi dalam periode tertentu dibagi dengan jumlah item yang dibeli atau diproduksi pada periode tersebut. Metode biaya rata-rata ini juga dikenal sebagai metode rerata berbobot.

Memahami metode biaya rerata

Sebuah usaha atau bisnis yang menjual produk kepada pelanggannya tentu harus berurusan dengan yang namanya barang persediaan, baik yang dibeli dari produsen secara terpisah atau yang diproduksi oleh perusahaan itu sendiri. 

Item sebelumnya dalam inventaris yang dijual kemudian direkam pada laporan laba rugi perusahaan sebagai biaya barang yang dijual (HPP). Harga Pokok Penjualan adalah salah satu hal yang penting bagi bisnis, investor, dan analis karena dikurangi dari pendapatan penjualan untuk menentukan marjin kotor pada laporan laba rugi perusahaan. 

Untuk menghitung total biaya barang yang dijual kepada konsumen selama periode tertentu, biasanya perusahaan menggunakan salah satu dari tiga metode biaya persediaan, yaitu:
  • Metode First In First Out (FIFO)
  • Metode Last In First Out (LIFO)
  • Metode Biaya Rerata
Metode biaya Rerata menggunakan perhitungan sederhana dari semua item serupa yang ada di inventaris, terlepas dari kapan waktu dan  tanggal pembeliannya, diikuti dengan jumlah item akhir inventaris di akhir periode akuntansi. 

Mengalikan secara rata biaya per item dengan jumlah persediaan akhir memberikan perusahaan angka untuk biaya barang yang tersedia untuk dijual pada saat itu. Biaya yang sama juga berlaku untuk jumlah item yang dijual pada periode akuntansi sebelumnya untuk menentukan biaya barang yang terjual.

Contoh Metode Biaya Rerata

Sebagai contoh, silahkan lihat perhitungan dibawah ini:

Kita asumsikan perusahaan Anda menjual sebanyak 72 unit pada kuartal pertama. Yang berbobot rata biaya adalah total persediaan yang dibeli di kuartal pertama tersebut, sebesar Rp. 100.000.000, dibagi dengan jumlah total persediaan dari kuartal pertama tersebut, 100, sehingga di dapatkan rata-rata Rp. 1.000.000 per unit. 

Biaya barang yang dijual tercatat sebagai 72 unit yang terjual x Rp. 1.000.000 biaya rata - rata = Rp. 72.000.000. Biaya barang yang tersedia untuk dijual, atau persediaan pada akhir periode, akan menjadi 28 item yang tersisa masih dalam persediaan x Rp. 1.000.000 = Rp. 28.000.000

Manfaat Dari Metode Biaya Rerata

Salah satu manfaat dari penerapan metode biaya rata-rata adalah hanya memerlukan tenaga kerja minimal untuk menerapkannya, sehingga metode ini adalah metode yang paling murah dari semua metode di atas.

Selain karena mudah dan sederhana dalam menerapkan metode biaya rerata ini, pendapatan perusahaan tidak dapat mudah dimanipulasi seperti dengan metode biaya persediaan lainnya. Perusahaan yang menjual produk yang tidak dapat dibedakan dari satu sama lain atau yang merasa sulit untuk menemukan biaya yang terkait dengan unit individu akan lebih memilih untuk menggunakan metode biaya rata-rata. 

Metode Rerata ini juga bisa membantu ketika ada volume besar item yang serupa bergerak melalui persediaan, sehingga memakan banyak waktu untuk melacak pergerakan dan pemakaian dari setiap item tersebut.

Pertimbangan Khusus

Salah satu aspek inti dari prinsip akuntansi yang di terapkan Amerika Serikat yang diterima secara umum adalah konsistensi. Prinsip konsistensi membutuhkan sebuah perusahaan untuk mengadopsi metode akuntansi dan mengikutinya secara konsisten dari satu periode akuntansi yang lain. 

Misalnya, bisnis yang mengadopsi metode biaya rata-rata harus terus menggunakan metode ini untuk periode akuntansi di masa yang akan datang.

Prinsip ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna laporan keuangan sehingga angka pada keuangan dapat dibandingkan dari tahun ke tahun. Sebuah perusahaan yang mengubah metode biaya persediaan harus menyoroti perubahan dalam catatan kaki untuk laporan keuangannya.

Pertanyaannya, bagaimana dengan di Indonesia? Metode apakah yang paling banyak di pakai?

Demikianlah uraian tentang Metode Biaya Rerata Produk-Pengertian Dan Manfaatnya. Semoga berguna dan bermanfaat.

1 komentar untuk "Metode Biaya Rerata Produk-Pengertian Dan Manfaatnya"