Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penerapan Budaya 5R Di Gudang

Daftar Isi

Penerapan Budaya 5R Di Gudang
image via pixabay

Bagaimanakah Penerapan Budaya 5R Di Gudang ? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.

SEKILAS INFORMASI TENTANG 5R

Untuk anda yang pernah bekerja di sebuah perusahaan atau pabrik tentu pernah mengenal dan mengetahui konsep atau budaya 5R di tempat kerja anda tersebut. Atau malah anda memang sedang bekerja di perusahaan yang menerapkan 5R sekarang ?

Konsep dan budaya 5R di tempat kerja pada awalnya di terapkan pada perusahaan - perusahaan yang berasal dari Jepang. Sebagai perintis sebut saja TOYOTA Corporation sebagai perusahaan yang pertama - tama menerapkan konsep 5R tersebut. Konsep tersebut pada akhirnya di adopsi oleh perusahaan - perusahaan di Indonesia dengan konsep 5R nya, yang terdiri dari : Ringkas, Rapih, Resik, Rawat  Dan Rajin.

Dewasa ini budaya 5R di tempat kerja banyak di adopsi dan di terapkan di banyak perusahaan di dunia ini. Konsep sederhana dari 5R adalah membereskan suatu masalah daripada menyembunyikannya.

Cikal bakal dari konsep 5R yang kita kenal sekarang ini, di adopsi dari sistem atau konsep 5S yang di terapkan pada perusahaan -perusahaan Jepang. 

Inti pokok dari konsep tersebut sebenarnya adalah untuk mengurangi adanya pemborosan ( Waste time ) dan mengubah perilaku serta kebiasaan pekerja menjadi lebih baik. Pada akhirnya dengan konsistensi yang tinggi kebiasaan baik tersebut berkembang menjadi sebuah budaya di tempat kerja.

"Penerapan Budaya 5R Di Dalam Gudang Dapat Mencegah Terjadinya Pemborosan Waktu Dan Biaya "

Konsep 5S yang di terapkan di perusahaan - perusahaan Jepang terdiri dari : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu Dan Shitsuke. Kelima konsep tersebut akan saya jelaskan berikut ini :

TERDIRI DARI APA SAJA 5R ITU ?

1. Ringkas / Seiri (Memilah)

Ringkas atau Seiri adalah sebuah step atau langkah yang paling awal yang harus di lakukan sebelum melanjutkan ke langkah yang berikutnya. Konsep nya sangat sederhana yaitu memilah mana barang yang berguna dan masih di pakai serta mana barang yang tidak berguna atau sudah tidak di pakai lagi. Barang yang berguna kemudian di simpan  sedangkan barang yang tidak berguna di buang. 

Pada tahap ini biasanya di kenal adanya penandaan barang yang tidak berguna dengan menggunakan label merah atau red tags. Barang - barang yang sudah di berikan label merah kemudian di pinggirkan dan di kumpulkan di tempat penampungan. Selanjutnya barang - barang tersebut akan di lihat dan di nilai kembali oleh Manajemen sebelum akhirnya di putuskan untuk di simpan kembali atau tetap di buang.

Dengan menyingkirkan barang - barang yang tidak berguna dari tempat kerja, maka ruangan kerja anda akan semakin nyaman dan gerak anda akan semakin efisien.

2. Rapih / Seiton ( Merapihkan )

Rapih atau Seiton adalah merupakan langkah kedua dari konsep 5R. Prinsip dasarnya adalah melakukan penataan terhadap barang - barang di tempat kerja sehingga mudah di cari ketika di butuhkan. Selain itu dengan merapihkan maka barang - barang tersebut menjadi lebih aman. 

Pada tahap ini biasanya di lakukan labeling pada area tersebut yang menyatakan bahwa area tersebut adalah tempat barang - barang itu. Penandaan tersebut berguna agar mengurangi pemborosan waktu untuk mencari keberadaan barang yang di butuhkan karena dengan label yang sudah terpasang akan memudahkan dalam pencarian.

3. Resik / Seiso (Membersihkan)

Resik atau Seiso adalah langkah yang ketiga atau selanjutnya. Prinsip nya adalah melakukan pembersihan terhadap barang - barang yang sudah di tata rapih tadi agar tidak kotor. 

Termasuk dalam Resik ini adalah pembersihan lingkungan tempat kerja anda, mesin - mesin produksi baik mesin yang sedang running atau mesin - mesin yang sedang dalam perawatan maintenance. Efek yang di timbulkan dari tempat kerja yang bersih adalah menambah motivasi kerja karyawan dan menjaga agar tempat kerja tetap sehat dan nyaman. 

4. Rawat / Seiketsu (Merawat)

Setelah 3R pokok di atas bisa di jalankan dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah melakukan perawatan. Tempat kerja yang sudah ringkas, rapih dan bersih harus di rawat dan di buatkan standarisasinya.  

Standar - standar tersebut haruslah mudah untuk di pahami dan di lakukan oleh seluruh karyawan. Untuk itu biasanya akan di bentuk semacam tim audit 5R yang beranggotakan perwakilan karyawan yang telah di berikan training dan di percaya untuk menjadi tim auditor. 

Pada tahap ini standar - standar 5R di tuangkan dalam bentuk checklist dan akan di lakukan audit secara berkala oleh tim yang telah di bentuk tersebut. 

5. Rajin / Shitsuke (Rajin)

Pada tahap ini prinsip - prinsip dari 5R telah menjadi budaya di perusahaan. Dengan adanya R yang kelima maka telah timbul kesadaran dalam diri masing - masing karyawan tentang budaya 5R. Pada tingkatan ini seorang karyawan akan bersikap :
  • Disiplin dan taat terhadap standar dan ketentuan yang berlaku.
  • Saling hormat menghormati antara sesama karyawan dan saling mengingatkan tentang standar yang berlaku.
  • Memiliki sikap malu jika dirinya melakukan pelanggaran terhadap standar yang ada.
  • Bersedia dan mau untuk terus melakukan perbaikan.
Satu hal penting yang perlu anda garis bawahi bahwa betapapun bagusnya sebuah konsep 5R atau 5S yang di canangkan oleh perusahaan semua akan berpulang kepada dukungan dan partisipasi serta kesadaran dari masing - masing individu dan karyawan serta pimpinan yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Berikut ini adalah hal - hal yang menjadi penentu sukses atau tidaknya program 5R yang di canangkan tersebut, antara lain :
  • Adanya partisipasi aktif dari seluruh karyawan dari level yang paling rendah sampai dengan level tertinggi dalam perusahaan.
  • Adanya dukungan yang kuat dari manajemen perusahaan untuk menerapkan budaya 5R dalam perusahaan. Dukungan yang di berikan haruslah terus menerus baik dari segi sarana maupun lainnya.
  • Adanya perubahan pola pikir atau mindset dari karyawan dalam perusahaan bahwa program 5R tidak lebih dari sekedar program bersih - bersih saja.
  • Adanya visual banner dan petunjuk yang menguatkan program 5R tersebut.
  • Memberikan training dan edukasi yang berkesinambungan tentang 5R kepada seluruh karyawan.
Budaya 5R bukanlah sebuah budaya kerja yang mudah untuk di laksanakan di dalam perusahaan, namun juga bukan hal yang tidak mungkin untuk di terapkan. Kuncinya adalah adanya konsistensi pengawasan, baik oleh komite 5R maupun dukungan dari manajemen perusahaan sendiri. 

Dukungan manajemen mutlak di perlukan karena untuk melengkapi sarana dan kebutuhan peralatan 5R membutuhkan budget dari perusahaan. Tanpa adanya dukungan dari manajemen maka konsep 5R hanya akan jalan di tempat dan pada akhirnya tidak akan berhasil untuk di terapkan.

MENGAPA PERLU DI TERAPKAN BUDAYA 5R DI GUDANG ?

Konsep 5R haruslah menjadi budaya kerja di setiap divisi dalam perusahaan, tidak terkecuali adalah divisi Gudang. Gudang terbagi atas gudang raw material, gudang finish good dan gudang spare part.

Penerapan 5R di gudang mutlak di perlukan karena akan banyak di dapatkan keuntungan bagi perusahaan, mulai dari efisiensi tempat penyimpanan, efisiensi moving karyawan gudang, keakuratan kartu stock, kerapihan barang, keamanan barang dan banyak lagi keuntungan dan manfaat yang bisa di capai.

Berikut ini contoh hasil laporan visual board temuan 5R di gudang RM:


Penerapan Budaya 5R Di Gudang
Contoh temuan audit 5R

Untuk lebih detail membahas hal tersebut akan saya lanjutkan nanti bagian kedua dari artikel saya selanjutnya. Jadi ikuti terus blog saya untuk anda yang ingin mengetahui dan menerapkannya.

Terima kasih atas kunjungan anda ke blog saya.

Posting Komentar untuk "Penerapan Budaya 5R Di Gudang"